Mitos Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV)


Hello calon mahasiswa, tau tidak jurusan DKV? ini merupakan jurusan favorit saya,, selain hobby, mendesain membutuhkan kreativitas yang tinggi serta kemampuan dalam berpikir ilmiah. orang kidal cendrng lebih unggul dalam kreativitas. karena orang kidal lebih mendomnasi otak kanan mereka dalam berpikir ilmiah. Jadi tidakheran para seniman seniman terkenal di seluruh dunia menulis, menggambar, serta mendesain dengantangan kiri. ok, ini adalah pengalaman dari teman saya di blog setelah berdiskusi panjang, tapi ini ada manfaatnya buat kamu-kamu yang tertarik dengan jurusan Desain Komunkasi Visual. inila mitos yang berhasil saya rangkum dari teman blog saya. okhere we goo...
(gedung Seni dan Desain – prodi Desain Komunikasi Visual Univ. Negeri Malang)
Ah..jurusan Desain Komunikasi Visual, jurusan kuliah yang sedang booming2nya sejak tahun 2000-an lalu hingga sekarang. Bahkan banyak sekali ditemui universitas-universitas yang membuka jurusan tersebut sebagai bagian dari program perkuliahannya. Tidak peduli itu Universitas negeri, swasta bahkan sampai lembaga kursus mengedepankan jurusan ini sebagai daya jual mereka. Namun karena keterbatasan dan kekurangan informasi di masyarakat, akhirnya muncul banyak sekali persepsi negatif di masyarakat. Mulai dari tidak disetujui oleh orang tua saat akan memilih jurusan ini, terlambat menyadari bahwa telah salah jurusan hingga dianggap kurang memiliki prospek di masa depan.Benarkah begitu?
1. Kerjanya hanya nggambar melulu….
Mitos ini tidak sepenuhnya salah. Hampir semua mahasiswa DKV pasti menggambar bahkan tes masuk ke jurusan inipun pasti dijumpai sesi tes menggambar. Tapi hal ini sangatlah wajar, namanya aja jurusan Desain Komunikasi Visual bukan komunikasi verbal (^_^). Namun kemampuan menggambar ini tidaklah dipandang sangat penting apalagi untuk mencapai tingkat yang expert karena yang terpenting di dalam dunia Desain Komunikasi Visual adalah kemampuan merancang konsep dari sebuah perancangan. Dan menggambar hanyalah sebagian kecil dari proses kreatif.
Hal inilah yang membuat tidak heran kalau ada klien yang meremehkan kemampuan designer dan mengganggap mereka lebih pintar soal perancangan konsep…(ayo…kalo berani..maju sini..kita beradu konsep siapa yang terbaik.!!!)
2. Gampang
Waktu pertama kali mengikuti seminar umum tentang DKV ini dan mengetahui berbagai program mata kuliah yang ditawarkan, terbersit dari dalam hati kalo jurusan ini adalah jurusan yang mudah sekali. Bagaimana tidak ? nantinya kita akan mempelajari hal-hal yang sudah kita anggap sebagai hobi as such as ilustrasi, fotografi, videografi dan lain sebagainya. Namun ketika kita sudah menjalaninya, percayalah bayangan-bayangan seperti itu musnah seketika.
Menggambar memang sudah hobi, tapi ketika kita disuruh jalan-jalan ke kebon binatang Surabaya dan menggambar berbagai objek disitu sebagai bagian dari penilaian tugas akhir bukan merupakan hal yang menyenangkan (jalan-jalan kok kerja ? he he), bayangkan saja kita diliatin ma anak-anak dan orang tuanya..malu tau….ancur gini….
Animasi? Wah terbayang bakal diajari bagaimana bisa bikin macam film final fantasy, shrek dan seabreg film-film lainnya. Tapi impian itu langsung sirna tatkala dikasih tugas bikin animasi karakter 12 FPS (frame per second) yang berarti untuk satu detik kita harus menggambar 12 gambar karakter yang harus terjaga kualitas gambar dan konsistensinya. Katanya pak Dosen “wong bikin satu gerakan aja butuh waktu satu semester gimana mo bikin film yang durasi 2 jam-an”….wah ampun pak..!!!
Animasi manual dah lewat, selamat datang animasi digital. Begitu tahu kalau yang mengajar masih muda dan lumayan expert, semangat belajar tumbuh lagi. Bayangan menggunakan aneka software yang canggih pun mengkristal lagi. Tetapi….ternyata memahami tuh software lumayan ribet belum lagi mengaplikasikannya. Dan yang lumayan bikin mangkel adalah ternyata tuh software butuh kompi yang canggih banget lah pas waktu itu laptopku masih Pentium II (ha ha ha  dasar mahasiswa miskin…^_^).
Kalau kamu menganggap kuliah di DKV gampang…hmmm itu salah besar teman…
(kompiku kompi jebootthhhh……^_^)
3. Santai
Karena tadi sudah terbentuk opini bahwa jurusan Desain Komunikasi Visual tuh gampang maka sudah barang tentu kuliahnya pun santai nian. Tinggal menyalurkan hobi dan menyelesaikan tugas maka kelar sudah urusan. Tetapi yang tidak diketahui banyak orang adalah dalam satu minggu tentunya mata kuliahnya nggak satu juga tetapi ada 5-6 mata kuliah yang berbeda (tergantung SKSnya) dan dengan beraneka ragam tugas juga yang berbeda pula. Bayangkan saja dalam satu minggu kita mendapatkan tugas menggambar suasana pasar, sekolah dan rumah sakit yang masing-masing lokasi ada 10 gambar, kemudian tugas fotografi dengan tugas DOF sempit, sedang dan luas yang masing-masing berjumlah 5 lembar foto belum yang tugas high exposure dan low exposurenya.
Semua itu selesai masih ada tugas membuat naskah produksi sebuah acara televisi yang mana harus lengkap dengan storyboard, posisi kamera dan tetek bengek lainnya. Setelah itu tugas komputer grafis sudah menunggu dengan tugas tracing wajah yang mengharukan kita “menjahit“ di Ilustrator……santai yah??? Nah kalao ada anak DKV yang bilang kalau kuliah di DKV itu santai berarti sudah dipastikan kalo tuh anak terjangkit sindrom ML alias MaLes…..atau kalo stress dengan tugas-tugas yang ada.
(tugas numpuk bikin menggila….)
4. Masa Depan Suram
Dengan 3 mitos diatas sudah dapat dipastikan bahwa calon mertua kalian pasti akan menolak lamaran kalian mentah-mentah ha ha ha……bahwa nanti pada waktu sudah lulus, anak-anak DKV pasti Cuma dianggap sebagai tukang gambar, tukang layout dan tukang edit video, dan yang paling parah adalah tukang sablon (maaf ya…..).
Tapi maaf ya Pak dan Bu…dewasa ini untuk bertahan hidup dibutuhkan yang namanya kreatifitas. Hanya dengan mengandalkan kepintaran dan ijasah yang bagus tidak menjamin kita bisa menjadi yang kita inginkan. Mau bukti? Liat saja di pusat statistik nasional atau badan survey, berapa persen lulusan sarjana yang cuma jadi pengangguran selepas kuliah! Banyak banget tau…..nah salah satu agar kita tidak tergilas kerasnya hidup adalah menjadi orang kreatif. Kreatif dalam membuat usaha sendiri, kreatif dalam berkarya sehingga tidak tergantung pada orang lain.
Dan kreatifitas itu bisa didapatkan dalam Desain Komunikasi Visual….
Kita bisa bikin website buat e-commerce, bikin majalah, desain kaos, merchandise, bikin usaha percetakan, bikin event organizer, atau buka paling apes bikin usaha sablon (usaha yang diremehkan orang padahal omset perbulannya sangat menggiurkan terutama musim kampanye…he he he). Yang penting kita mandiri.
DO IT YOURSELF……
Dan yang terpenting saya bangga sebagai lulusan anak Desain Komunikasi Visual…

Comments