duka buat (museum) mesir

duka buat (museum) mesir


saya dan sahabat saya, vega probo, tidak dapat menahan tangis haru, saat pasangan saya mengirimi link darihuffingtonpost.com yang menyatakan bahwa gejolak situasi politik di mesir membawa dampak negatif bagi museum cairo.
(c) ukirsari 2005
vega menangis, karena ia belum berkesempatan ke sana, sehingga dalam bayangannya, seperti apakah yang “tersisa” ketika badai amuk massa ini berlalu. apakah mumi yang ia impikan akan bisa tetap dijumpai?
sementara saya meneteskan airmata, mengingat betapa jauh dulu saya dan pasangan saya bepergian di mesir, mulai kairo sampai luxor dan abu simbel. perjalanan terasa makin berarti, karena kami berdua menggunakan trip bersepeda di tengah gurun kawasan west bank luxor (al aqsur), yang berlanjut dengan tersasar di katakombe serta memasuki gereja coptic st tawdros atau el mohareb untuk pertama kalinya dalam hidup kami berdua.
dan bukan itu saja, kepergian ke mesir begitu menggoreskan kisah mendalam, karena sepulangnya dari sana, saya ikut serta dalam kompetisi foto yang digelar lonely planet dan berhasil ke luar sebagai salah satu runner-up june competition 2006, africa category. terasa sangat membangkitkan semangat kebangsaan saya, karena hanya sayalah yang menggunakan judul berbahasa asing; bianglala di atas giza.
semua keindahan petualangan saya dan pasangan saya di mesir bermula ketika kami mendarat di cairo serta bertandang ke museum. terpesona dengan segala kemegahan, keindahan dan detail yang tertatah pada batu, kayu dan berbagai jenis logam warisan berabad-abad lampau, semasa old kingdom dan new kingdom berjaya di mesir. topeng kematian sang pharaoh tutankhamun dari emas membuat kami berdecak kagum dan tidak berkedip sampai beberapa saat lamanya, begitu juga deretan mumi, juga berbagai tulisan hieroglyph yang membuat kami “tergila-gila” untuk mengerti artinya-sampai membeli buku kecil tentang pengartian hieroglyph secara sederhana di sebuah toko buku di luxor, sekitar le (egyptian pounds) 10 per buku.
seperti dikutip dari associated press, 9 orang dikabarkan masuk ke dalam museum dan dan merusak dua mumi berusia 3.300 tahun serta sekitar 100 artefak. majalah time menyebut, bahwa para penjarah itu ada yang mengambili tulang-belulang koleksi museum serta memanggul patung dewi isis, istri dari dewa osiris.
ini yang membuat kami semua berduka. dengan kalimat dan pengertian saya yang paling sederhana; mengapa warisan indah itu ikut menjadi korban? apa salahnya dan bagaimana generasi yang akan datang belajar tentang kekayaan negerinya, ketika benda-benda itu tidak ada lagi, untuk kebutuhan pembelajaran, pengkajian sekaligus warisan? padahal, mesir ditahbiskan sebagai salah satu negara yang memiliki museum luar ruang terbaik di dunia.
dari perbukitannya, kharga oasis, lembah para raja (valley of the kings) sampai dataran giza, tersembunyi berbagai artefak, yang digali dan diteliti secara detail dan disimpan di museum cairo. wisatawan berdatangan dari seluruh penjuru dunia, untuk menyaksikan produk-produk peradaban yang begitu tinggi itu. ketika keindahan yang tercermin dari museum cairo surut karena ulah-ulah pengrusakan, hati kami jadi ikut tertoreh rasanya.

Comments